Dengan perlengkapan yang siap, mereka berangkat menuju lokasi baru di bawah reruntuhan kota. Malam itu, suasana kota semakin mencekam, dan awan gelap menutupi bulan, membuat jalanan menjadi sangat gelap.
Mereka tiba di lokasi yang ditunjukkan oleh buku kuno, sebuah reruntuhan tua yang tampaknya telah lama ditinggalkan. Ruangan di dalam reruntuhan dipenuhi dengan puing-puing dan bebatuan, dengan beberapa bagian tampak seperti tertutup oleh lapisan tanah dan tumbuhan liar.
Gabriel dan tim memulai pencarian mereka, membersihkan puing-puing dan mencari tanda-tanda mekanisme yang mungkin tersembunyi. Setelah beberapa waktu, mereka menemukan sebuah pintu tua yang tertutup rapat dengan ukiran yang sangat mirip dengan yang ada di peta.
"Ini mungkin adalah Pintu Gerbang Waktu," kata Eldrin sambil memeriksa pintu tersebut. "Namun, kita perlu menemukan cara untuk membukanya."
Sementara itu, Gabriel merasakan sesuatu yang aneh—sebuah getaran di udara dan suara lembut yang seperti bisikan. Dia memutuskan untuk memeriksa sekitar dan menemukan sebuah ruangan tersembunyi di samping pintu.
Di dalam ruangan tersembunyi itu, mereka menemukan beberapa catatan dan artefak kuno yang tampaknya merupakan bagian dari alat pengunci Pintu Gerbang Waktu. Gabriel mempelajari catatan-catatan tersebut dan menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah kombinasi dari simbol-simbol yang ada di catatan untuk membuka pintu.
"Mari kita coba kombinasi ini," kata Gabriel sambil menunjukkan simbol-simbol yang sesuai. Eldrin dan Lyra membantu menyesuaikan simbol-simbol yang ada di pintu, mengikuti pola yang ada di catatan.
Saat mereka berhasil menyusun pola dengan benar, pintu mulai terbuka dengan suara berderak. Di balik pintu, mereka menemukan sebuah ruangan yang berbeda—dengan lampu-lampu kuno dan alat-alat yang tampaknya digunakan untuk pengamatan dan penelitian.
Di tengah ruangan, terdapat sebuah pedestal dengan sebuah artefak kuno di atasnya. Artefak tersebut bersinar dengan cahaya yang lembut dan memancarkan energi yang kuat.
Gabriel dan tim mendekati artefak itu dengan hati-hati. Saat mereka mendekat, ruangan tiba-tiba dipenuhi dengan cahaya yang menyilaukan. Gabriel merasa seolah-olah waktu berhenti sejenak, dan dia merasakan aliran energi yang sangat kuat.
Ketika cahaya mereda, mereka menemukan diri mereka di sebuah ruangan yang sangat berbeda—seperti berada di masa lalu kota ini. Mereka melihat pemandangan kota yang megah dan berkilau, berbeda jauh dari kota yang mereka kenal sekarang.
"Mungkin ini adalah kunci untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di kota ini," kata Gabriel, merasa terpesona dengan pemandangan yang ada di depannya.
Dengan penuh rasa ingin tahu dan ketegangan, mereka melanjutkan pencarian mereka untuk mengungkap misteri di balik artefak dan mengetahui lebih banyak tentang sejarah kota yang tersembunyi.