Kisah-Kisah Kota Tersembunyi 6

Gabriel berlari sekuat tenaga melalui lorong-lorong gelap yang berliku, nafasnya memburu dan keringat mengalir di dahinya. Dia harus menemukan tempat yang aman untuk memeriksa buku yang baru saja ia temukan. Suara langkah kaki para penjaga semakin jauh, memberikan sedikit kelegaan. Namun, Gabriel tahu dia tidak bisa berlama-lama merasa aman.

Tiba-tiba, lorong yang ia lewati berujung pada sebuah pintu besar yang terbuat dari besi. Pintu itu terlihat kokoh dan berkarat, namun ada sesuatu yang menarik perhatian Gabriel: sebuah simbol aneh yang terpahat di tengah-tengah pintu. Simbol itu sama dengan yang ia lihat di peta kota tadi. 

Dengan hati-hati, Gabriel mendorong pintu itu. Terdengar derit keras saat pintu itu terbuka, menyingkap sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan alat-alat mekanis kuno. Di tengah ruangan, terdapat sebuah mesin besar dengan roda gigi yang berputar lambat. Di salah satu sudut ruangan, sebuah cahaya biru yang lembut memancar dari sebuah kristal yang tergantung di langit-langit.

Gabriel melangkah masuk, matanya terpaku pada kristal yang berpendar itu. Dia merasa ada sesuatu yang magis dan penting tentang tempat ini. Saat ia mendekati mesin besar itu, terdengar suara yang lembut namun jelas, seolah-olah ada seseorang yang berbicara kepadanya.

"Gabriel, engkau telah menemukan Mesin Waktu Kota Tersembunyi," kata suara itu. Gabriel tersentak, mencari sumber suara namun tidak menemukan siapa pun.

"Siapa kamu?" tanya Gabriel, suaranya bergetar. 

"Aku adalah Roh Penjaga Kota ini," jawab suara itu. "Mesin ini menyimpan rahasia kota yang telah hilang dalam waktu. Hanya dengan kristal itu, kau bisa mengaktifkan mesin dan mengungkap masa lalu yang tersembunyi."

Gabriel menatap kristal biru yang berpendar itu. Ia merasa sebuah koneksi yang kuat dengan benda tersebut. Dengan hati-hati, ia mengambil kristal itu dan mendekatkannya ke mesin. Tiba-tiba, roda gigi mesin berputar lebih cepat, dan sebuah pintu kecil di bagian bawah mesin terbuka, memperlihatkan sebuah kompartemen rahasia.

Di dalam kompartemen itu, Gabriel menemukan sebuah gulungan kuno yang dililit dengan pita merah. Saat ia membuka gulungan itu, terlihatlah peta yang lebih detail dari kota ini, lengkap dengan petunjuk-petunjuk tersembunyi tentang artefak dan rahasia yang lebih dalam.

Sebelum Gabriel sempat mempelajari lebih jauh, terdengar suara langkah kaki mendekat lagi. Para penjaga telah menemukan jejaknya. Tanpa berpikir panjang, Gabriel menggulung kembali peta itu dan menyembunyikannya di dalam jaketnya. Dia berlari keluar dari ruangan, dengan kristal biru di tangan, berusaha menghindari para penjaga yang semakin mendekat.

Namun, saat ia berlari, Gabriel tiba-tiba merasakan tangan kuat yang menariknya dari kegelapan. Dia terjatuh ke tanah, kristal terlepas dari tangannya dan berguling menjauh. Seorang pria bertopeng yang berbeda dari penjaga sebelumnya berdiri di hadapannya, dengan tatapan tajam penuh kebencian.

"Kau pikir bisa lolos begitu saja?" tanya pria itu dengan suara yang mengancam. "Kau telah mengganggu keseimbangan kota ini. Sekarang, kau harus membayar harganya."

Gabriel mencoba bangkit, namun pria itu menekannya kembali ke tanah. Dengan satu tangan, pria itu mengeluarkan sebuah belati dan mengarahkannya ke Gabriel. "Ini adalah akhir dari petualanganmu," katanya.