Pria bertopeng itu bangkit dengan susah payah, menatap dengan marah pada wanita tua dan kelompoknya. "Kalian tidak bisa menghentikan kami," geramnya. "Kota ini akan tetap dalam kegelapan, dan rahasianya tidak akan pernah terungkap!"
Wanita tua itu mengangkat tongkatnya, dan sebuah gelombang energi menerjang pria bertopeng itu, memaksanya mundur lebih jauh. "Pergilah dari sini sebelum kami menggunakan kekuatan penuh kami," ancamnya.
Pria itu tampak ragu sejenak sebelum akhirnya melarikan diri, menghilang dalam bayang-bayang kota. Gabriel menarik napas lega, berterima kasih pada wanita tua dan kelompoknya.
"Terima kasih telah menyelamatkan saya," kata Gabriel, masih terengah-engah. "Siapa kalian sebenarnya?"
Wanita tua itu tersenyum, wajahnya penuh dengan kebijaksanaan. "Kami adalah Penjaga Kebenaran, kelompok yang didedikasikan untuk melindungi rahasia kota ini dan menjaga keseimbangan antara masa lalu dan masa kini. Kau telah menemukan sebagian dari rahasia itu, Gabriel, dan sekarang kami akan membantumu menyelesaikan pencarianmu."
Gabriel merasakan beban di pundaknya sedikit berkurang, namun dia tahu perjalanan ini masih panjang. "Apa yang harus saya lakukan sekarang?" tanyanya.
"Pertama-tama, kita harus menyembunyikan kristal itu kembali ke tempat yang aman," jawab wanita tua. "Dan kemudian, kita akan memandu kau dalam menggunakan peta yang telah kau temukan untuk mengungkap rahasia lebih dalam dari kota ini. Namun, kau harus berhati-hati. Musuh-musuh kita tidak akan berhenti begitu saja."
Gabriel mengangguk, siap menghadapi apa pun yang akan datang. Dengan bantuan Penjaga Kebenaran, ia merasa lebih percaya diri dalam pencariannya. Mereka berjalan bersama menuju tempat yang aman, membawa kristal dan peta yang menjadi kunci untuk membuka sejarah yang tersembunyi.