Hari ini, waktu bergerak seperti aliran sungai yang deras, membawa pergi momen demi momen sebelum sempat kusentuh dengan kesadaran penuh. Kesibukan menjadi teman yang setia, namun juga pengingat akan betapa berharganya setiap napas, setiap jeda yang kadang terlupakan.
Aku memulai pagi dengan langkah cepat, mengarungi gelombang tugas dan tanggung jawab. Seperti seorang penjelajah yang menapaki peta tanpa henti, aku mengikuti jalur yang telah ditentukan. Setiap pertemuan, setiap diskusi, meski tampak biasa, adalah bagian dari tarian takdir yang lebih besar. Hari ini aku tidak menulis, bukan karena aku lupa, tetapi karena aku terlalu sibuk menjalani peran-peran yang dipercayakan kepadaku.
Di tengah keramaian itu, ada momen-momen kecil yang mencoba menarik perhatianku. Seberkas sinar matahari yang menyelinap masuk melalui celah jendela, aroma kopi yang perlahan memudar, atau tawa lepas dari seorang rekan kerja di sudut ruangan. Hal-hal kecil ini, meskipun sekejap, adalah jeda yang menyapa hatiku, mengingatkanku bahwa hidup tidak hanya tentang tugas-tugas yang harus diselesaikan, tetapi juga tentang keindahan yang terselip di antara kesibukan.
Aku merasa, seperti halnya seorang pengembara yang melintasi padang pasir, terkadang kita tidak memerlukan catatan untuk mengingat perjalanan kita. Pasir yang hangat di bawah kaki, angin yang berbisik di telinga, dan bintang-bintang yang membimbing langkah adalah penanda bahwa kita hidup, bahwa perjalanan ini nyata.
Mungkin, hari ini aku tidak sempat menulis tentang apa yang terjadi. Tetapi aku tahu, setiap momen yang kulalui telah tertulis dalam lembaran hidupku, dalam bentuk yang tidak dapat terhapus. Bukan pena atau kertas yang mengabadikannya, melainkan detak jantungku yang terus berdetak meskipun lelah, pikiranku yang terus mencari arah meskipun sibuk.
Hari ini adalah pengingat bahwa hidup bukan hanya tentang mencatat apa yang telah terjadi, tetapi tentang keberanian untuk menjalaninya dengan sepenuh hati.
Dan esok, jika waktu memberi ruang, aku akan menulis kembali. Bukan tentang apa yang terlewat, tetapi tentang apa yang kusyukuri: bahwa aku tetap berada di sini, menjalani kehidupan dengan segala kerumitannya.