Maghrib tadi, langit berwarna jingga keemasan seperti kain batik tua yang dilipat rapi oleh waktu. Aku mampir ke Indomaret Tugu Boto—tempat yang tak asing, tapi entah kenapa selalu terasa baru setiap kali aku masuk ke dalamnya. Mungkin karena bau AC yang khas, atau suara mesin kasir yang seperti lonceng kecil di tengah kota yang makin tak sabar.
Aku hanya ingin beli air mineral untuk buka puasa. Tapi seperti biasa, niat manusia sering ditertawakan oleh semesta. Mataku tertumbuk pada rak minuman di sebelah kiri, dan di sanalah aku melihatnya: larutan cap Badak. Botol bening, label gambar badak yang tegas namun sendu—seperti binatang terakhir dari spesies yang enggan punah. Aku meraihnya tanpa banyak berpikir, seolah tangan ini lebih dulu tahu bahwa inilah yang kubutuhkan.
Di depan kasir, aku membayar dengan tenang, lalu berdiri di teras Indomaret. Kubuka botolnya, dan meneguk pelan. Rasanya dingin, netral, seperti suara ibu yang tak pernah marah tapi selalu tegas. Ini jadi buka puasaku malam itu. Sederhana, jujur, dan anehnya: mengharukan.
Sambil menunggu pesanan ayam goreng krispi bakar di Hara, aku membaca labelnya. Di sanalah tertulis sesuatu yang membuat alisku naik: gypsum fibrosum. Bahan yang asing bagi orang biasa, tapi bagiku—yang pernah membandingkan ini dengan produk lain—nama itu punya makna. Kandungannya di larutan cap Badak ini ternyata jauh lebih tinggi dari produk-produk lain yang sibuk tampil menarik. Yang satu sibuk menjual gaya, yang satu diam-diam menyembuhkan.
Dan saat itulah aku teringat sebuah kalimat lama, aku lupa baca dimana, penuh ironi, yang dulu pernah membuatku tersenyum: “Kenapa semut kecil dan gajah besar?” jawabannya: “Karena kamu bandingkan.”
Malam ini aku berhenti membandingkan. Karena di depan Indomaret Tugu Boto, di bawah langit yang makin gelap, aku sadar: tidak semua yang menenangkan harus ramai. Tidak semua yang menyehatkan harus mahal. Dan tidak semua buka puasa butuh meja besar dan hidangan berlapis-lapis. Kadang, yang kita butuhkan hanyalah sebotol larutan cap Badak… dan ketenangan yang tidak perlu alasan.