Tidak Ada Rindu Hari Ini


Hari ini, tidak ada rindu. Rindu sudah gugur satu per satu di jalanan waktu, karena akhirnya aku bertemu lagi dengan Iliana, anakku. Tiga puluh satu hari ia di Kalimantan, dan tiga puluh satu hari pula aku hidup seperti orang yang kehilangan separuh napas.

Dan ketika akhirnya kutatap wajahnya sore ini, di depan kedai ramen sederhana dengan lampion merah dan harum kuah yang mengepul, semua jarak itu seperti mencair. Aku memeluknya, seperti orang yang sudah lama tersesat lalu menemukan jalan pulang. 

Iliana tertawa, tubuh mungilnya memberontak kecil dalam pelukanku, tangannya erat menggenggam boneka abu-abu kesayangannya. Ah, suara tawanya, lebih merdu dari denting piano, lebih hangat dari matahari yang condong ke barat sebelum terbenam.

Tidak ada rindu hari ini. Yang ada hanya rasa lega, seperti sungai yang akhirnya bertemu laut. Aku tidak ingin berpikir tentang esok atau lusa, karena sore ini cukup. Sore ini lengkap.