Sejak dulu, pajak adalah bahasa kepercayaan antara negara dan warganya. Ia bukan sekadar angka di atas kertas, tetapi simbol bahwa kita ikut memelihara sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri: sebuah negara.
Namun selama bertahun-tahun, bahasa itu diterjemahkan dengan cara yang melelahkan. Map tebal, antrean panjang, stempel basah, dan meja petugas yang sibuk menandatangani formulir.
Bagi banyak dari kita, membayar pajak berarti berhadapan dengan sistem yang terasa jauh, dingin, dan sulit dijangkau. Negara seolah hadir hanya di balik loket.
Tapi dunia berubah, dan manusia perlahan belajar menulis ulang caranya berinteraksi. Dari komunikasi, perdagangan, hingga cinta, semuanya kini berpindah ke layar. Maka wajar jika pajak pun ikut berevolusi.
Dari DJP Online ke Coretax
Ketika DJP Online diperkenalkan, itu adalah langkah awal dari revolusi. Kita tak perlu lagi datang ke kantor pajak hanya untuk melapor.
Namun seperti semua teknologi tahap pertama, sistem itu masih terpecah-pecah. Ada situs untuk e-Filing, ada portal untuk e-Billing, dan ada aplikasi lain untuk faktur pajak. Setiap langkah masih seperti potongan puzzle yang belum menyatu.
Coretax DJP hadir untuk menyatukan semuanya. Bukan hanya mengganti sistem lama, tapi membangun ekosistem baru yang berpusat pada data. Ia diciptakan bukan sekadar untuk memudahkan administrasi, tetapi untuk mendefinisikan ulang hubungan antara warga dan negara di era digital.
Dalam sistem ini, setiap wajib pajak memiliki satu identitas digital yang terhubung dengan seluruh riwayat perpajakannya. Semua dalam satu portal, semua dalam satu ruang kendali.
Coretax tidak lagi sekadar alat pemerintah, melainkan cerminan bagaimana negara modern bekerja: cepat, terhubung, dan tanpa batas wilayah.
Aktivasi Akun
Namun, seperti semua sistem baru, tidak semua orang bisa begitu saja memasukinya. Untuk menjadi bagian dari ekosistem Coretax, kita harus terlebih dahulu “diakui” secara digital. Proses itu disebut aktivasi akun Bayangkan ini sebagai momen kelahiran versi digital dari diri kita sebagai wajib pajak.
Prosesnya dimulai di situs coretaxdjp.pajak.go.id. Sistem menanyakan identitas dasar kita: apakah sudah terdaftar, apa status kita, dan tentu saja, nomor NIK. Setelah data cocok, nama kita muncul di layar, dan di situlah sistem mengenali kita.
Kemudian, kita memasukkan email dan nomor ponsel yang aktif. Keduanya menjadi semacam jembatan komunikasi antara kita dan negara. Setelah itu, ada proses verifikasi foto. Di sinilah teknologi berhenti sejenak untuk mengingatkan bahwa di balik semua data masih ada manusia.
Begitu verifikasi selesai, notifikasi akan muncul: aktivasi sukses. Kita pun menerima email berisi dokumen aktivasi dan password awal. Mengganti password menjadi langkah simbolis, seperti menggenggam kendali atas identitas digital kita sendiri.
Di saat itu, kita bukan lagi sekadar nama di berkas pajak. Kita telah menjadi bagian dari jaringan baru yang menyatukan jutaan warga negara dalam satu sistem terpadu.
Kode Otorisasi DJP
Setelah aktivasi, langkah berikutnya adalah membuat Kode Otorisasi DJP (KODJP). Jika akun adalah identitas kita di dunia digital, maka KODJP adalah tanda tangan kita di dalamnya.
Kode ini bukan hanya sekadar password tambahan. Ia adalah sertifikat elektronik, bukti bahwa kita dapat menandatangani dokumen perpajakan secara sah tanpa tinta dan tanpa kertas.
Di masa lalu, tanda tangan berarti menempelkan pena pada lembaran kertas. Kini, tanda tangan berarti melindungi data dengan enkripsi yang tak kasatmata.
Untuk mendapatkannya, kita login kembali ke portal Coretax, membuka menu Permintaan Kode Otorisasi, lalu membuat passphrase, kata sandi pribadi yang hanya kita tahu. Ketika sistem mengonfirmasi bahwa KODJP berhasil diterbitkan, kita menerima email berisi dokumen resmi.
Dalam beberapa detik, kita telah memperoleh sesuatu yang dulu membutuhkan perjalanan panjang, surat, dan stempel. Hanya dengan klik dan verifikasi, negara memberikan pengakuan hukum atas identitas digital kita.
Negara, Data, dan Masa Depan Pajak
Jika kita mundur sejenak dan melihat ini dari jarak jauh, Coretax bukan sekadar inovasi teknologi. Ia adalah bagian dari kisah yang lebih besar: bagaimana manusia membangun sistem yang semakin efisien, dan pada saat yang sama, semakin bergantung pada data.
Coretax mencerminkan era baru di mana kepercayaan antara warga dan negara tidak lagi dijaga oleh tumpukan dokumen, tetapi oleh integritas sistem.
Bagi pemerintah, ini berarti efisiensi dan transparansi. Bagi wajib pajak, ini berarti kemudahan dan kebebasan dari antrean. Dan bagi bangsa, ini adalah langkah menuju masa depan di mana birokrasi bisa berjalan secepat algoritma yang memproses data.
Setiap kali kita masuk ke Coretax, kita sedang menyaksikan bagaimana sejarah bergerak. Dari tinta menjadi kode, dari meja pelayanan menjadi portal daring, dari kehadiran fisik menjadi eksistensi digital.
Aktivasi akun dan penerbitan KODJP mungkin terlihat seperti langkah kecil, tapi di dalamnya tersimpan simbol besar: bahwa kita sedang belajar menjadi warga digital, di negara yang sedang belajar menjadi lebih cerdas.
Yuk! Aktifkan Akun Coretax, Urusan Pajak Makin Relax.