Es Warna-warni


Sore ini aku menggandeng tangan Iliana yang kecil dan hangat. Jalan kampung yang sunyi seolah membuka diri bagi langkah kami yang ringan. Dalam cahaya yang lembut, aku merasa waktu melambat seperti ingin mengabadikan setiap gerak rambut Iliana yang menari tertiup angin.

Ketika kami mendekati penjual es warna-warni, Iliana tertawa kecil dan wajahnya memancarkan kegembiraan yang murni. Suaranya seolah bisa menghidupkan kembali ingatan masa kanakku sendiri yang telah lama tertimbun oleh hari-hari yang penuh kesibukan. Aku melihat dunia lewat matanya yang bening dan terasa seperti aku sedang menemukan kembali sisi diriku yang pernah hilang.

Saat pulang, aku sadar bahwa kebahagiaan yang sederhana sering kali lebih kuat dari mimpi mimpi besar yang tidak pernah selesai diraih. Dari langkah kecil Iliana aku belajar, bahwa hidup bukan tentang seberapa jauh kita berjalan, tetapi tentang seberapa tulus kita menikmati setiap langkahnya sebagai anugerah.