Jalanan di depanku bergoyang pelan oleh panas siang hari dan pepohonan berdiri seperti penjaga yang mengawasi setiap langkahku. Di tengah semua itu cilok ini memancarkan aroma sederhana yang mampu memanggil kenangan masa kecil yang lama terperangkap di sudut pikiranku.
Ketika kugigit perlahan rasa kenyalnya menyebar seperti gelombang kecil yang memaksa dunia berhenti untuk sesaat. Bumbu gurih yang menempel di permukaannya merayap di lidahku dan aku merasa seolah waktu sendiri sedang menunduk memberi salam pada kelezatan yang sangat sederhana namun tak pernah gagal membuatku tersenyum. Setiap detik terasa lebih lambat seolah udara di sekitarku ikut mencicipi rasa yang tak bisa dijelaskan hanya dengan kata kata.
Aku berjalan lagi di trotoar yang retak retak sambil menikmati gigitan terakhir seakan aku tengah membawa rahasia kecil dari alam semesta. Cilok ini bukan sekadar jajanan tetapi pengingat bahwa kelezatan bisa lahir dari hal paling sederhana seperti adonan tepung yang disentuh kasih sayang tangan manusia. Aku merasa hidup menjadi lebih akrab dan hangat dan aku tahu bahwa aku akan selalu merindukan rasa seenak ini.
