Blue Prince adalah gim puzzle naratif yang ceritanya dibangun pelan, sunyi, dan penuh misteri. Kamu berperan sebagai seorang pemuda yang datang ke sebuah bangunan aneh bernama Mount Holly, sebuah rumah besar yang terus berubah bentuk. Tujuanmu sederhana, tapi terasa mustahil: menemukan kamar ke-46.
Rumah ini bukan bangunan biasa. Setiap kali kamu membuka pintu, kamu harus memilih ruangan apa yang akan muncul di baliknya. Lorong bisa berubah jadi perpustakaan, kamar tidur, ruang arsip, atau ruang aneh yang tidak masuk akal. Setiap pilihan membentuk ulang denah rumah. Tidak ada peta tetap, tidak ada jalur pasti. Rumah ini seperti memiliki kehendaknya sendiri.
Seiring menjelajah, kamu menemukan catatan, surat, dan dokumen yang mengisyaratkan sejarah Mount Holly dan sosok misterius bernama Blue Prince. Ia bukan pangeran dalam arti harfiah, melainkan simbol dari warisan, kekuasaan, dan rahasia yang ditinggalkan. Kamu perlahan menyadari bahwa rumah ini adalah peninggalan keluarga, dan keberadaanmu di sana bukan kebetulan.
Setiap hari di dalam gim terasa seperti satu siklus. Saat hari berakhir, rumah akan “reset”. Tata letaknya hilang, tetapi pengetahuan yang kamu kumpulkan tetap tinggal. Dari sinilah cerita bergerak. Bukan lewat cutscene besar, melainkan lewat pemahaman yang bertambah sedikit demi sedikit. Kamu mulai mengerti pola, simbol, dan aturan tersembunyi yang mengatur rumah ini.
Di balik teka-teki, cerita Blue Prince berbicara tentang obsesi, kontrol, dan keinginan untuk meninggalkan sesuatu yang abadi. Kamar ke-46 bukan sekadar ruangan fisik, melainkan jawaban atas pertanyaan tentang siapa Blue Prince sebenarnya, dan apa harga dari ambisi yang diwariskan lintas generasi.
Semakin dekat ke tujuan, semakin jelas bahwa Mount Holly bukan hanya labirin arsitektur, tetapi juga labirin pikiran. Rumah ini menguji kesabaran, ingatan, dan cara kamu mengambil keputusan. Tidak semua jawaban terasa memuaskan. Beberapa justru menimbulkan pertanyaan baru.
Pada akhirnya, Blue Prince bukan tentang menaklukkan rumah, melainkan tentang memahami maknanya. Ini adalah kisah tentang warisan yang membelenggu, rahasia yang diwariskan tanpa penjelasan, dan perjalanan seseorang yang mencoba menemukan arti di balik struktur yang terus berubah.
Rumah ini bukan bangunan biasa. Setiap kali kamu membuka pintu, kamu harus memilih ruangan apa yang akan muncul di baliknya. Lorong bisa berubah jadi perpustakaan, kamar tidur, ruang arsip, atau ruang aneh yang tidak masuk akal. Setiap pilihan membentuk ulang denah rumah. Tidak ada peta tetap, tidak ada jalur pasti. Rumah ini seperti memiliki kehendaknya sendiri.
Seiring menjelajah, kamu menemukan catatan, surat, dan dokumen yang mengisyaratkan sejarah Mount Holly dan sosok misterius bernama Blue Prince. Ia bukan pangeran dalam arti harfiah, melainkan simbol dari warisan, kekuasaan, dan rahasia yang ditinggalkan. Kamu perlahan menyadari bahwa rumah ini adalah peninggalan keluarga, dan keberadaanmu di sana bukan kebetulan.
Setiap hari di dalam gim terasa seperti satu siklus. Saat hari berakhir, rumah akan “reset”. Tata letaknya hilang, tetapi pengetahuan yang kamu kumpulkan tetap tinggal. Dari sinilah cerita bergerak. Bukan lewat cutscene besar, melainkan lewat pemahaman yang bertambah sedikit demi sedikit. Kamu mulai mengerti pola, simbol, dan aturan tersembunyi yang mengatur rumah ini.
Di balik teka-teki, cerita Blue Prince berbicara tentang obsesi, kontrol, dan keinginan untuk meninggalkan sesuatu yang abadi. Kamar ke-46 bukan sekadar ruangan fisik, melainkan jawaban atas pertanyaan tentang siapa Blue Prince sebenarnya, dan apa harga dari ambisi yang diwariskan lintas generasi.
Semakin dekat ke tujuan, semakin jelas bahwa Mount Holly bukan hanya labirin arsitektur, tetapi juga labirin pikiran. Rumah ini menguji kesabaran, ingatan, dan cara kamu mengambil keputusan. Tidak semua jawaban terasa memuaskan. Beberapa justru menimbulkan pertanyaan baru.
Pada akhirnya, Blue Prince bukan tentang menaklukkan rumah, melainkan tentang memahami maknanya. Ini adalah kisah tentang warisan yang membelenggu, rahasia yang diwariskan tanpa penjelasan, dan perjalanan seseorang yang mencoba menemukan arti di balik struktur yang terus berubah.