Aku berdiri di depan kasir dengan sebungkus mi instan ayam bawang di tangan, warna kuningnya terlalu cerah untuk sore yang lelah seperti ini. Mesin kasir berbunyi pendek, dingin, sementara aku memandangi gambar mi di kemasan itu seperti melihat janji kecil yang sangat bisa dipercaya. Ada sesuatu yang menenangkan dari kepastian rasa yang tidak menuntut apa pun dariku, selain air panas dan beberapa menit kesabaran.
Entah kenapa, mi instan selalu membawaku ke ruang di antara lapar dan ingatan. Aku teringat malam-malam sunyi ketika dunia terasa terlalu besar dan aku terlalu kecil untuk memahaminya. Di saat seperti itu, semangkuk mi sederhana sering kali menjadi penyangga agar aku tidak jatuh terlalu dalam ke pikiran sendiri. Rasanya tidak istimewa, justru itu yang membuatnya jujur, seperti teman lama yang tidak pernah menanyakan kabar tetapi selalu hadir.
Hidup tidak selalu butuh jawaban besar. Kadang yang kita perlukan hanyalah hal sederhana yang bisa diandalkan, sesuatu yang mengingatkan bahwa esok masih bisa dihadapi dengan perut kenyang dan hati yang sedikit lebih tenang.
